Pengelolaan Limbah Cair dengan Cara Sederhana
Pengertian Air Limbah
Air Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang dan umumnya mengandung zat atau bahan yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia dan mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Air Limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestik), industri (industry) dan tempat-tempat umum lainnya.
Sesuai peraturan pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, maka diperlukan berbagai usaha untuk melakukan pengamanan limbah cair. Karena apabila limbah cair tidak dikelola dengan baik, bisa menimbulkan gangguan lingkungan dan kesehatan.
Maksud dan Tujuan Pengelolaan Air Limbah :
1. Melindungi kesehatan warga masyarakat dari ancaman berbagai penyakit.
2. Hasil dari pengelolaan air limbah yang akan dialirkan ke badan air, sudah berstandar baku mutu sehingga bisa meminimalisir pencemaran sumber air.
3. Melindungi timbulnya kerusakan tanaman, apabila air limbah tersebut mengandung zat-zat organik yang membahayakan kelangsungan hidup.
Baku Mutu Air Limbah
Dalam rangka mengendalikan pencemaran air limbah, Pemerintah telah menetapkan peraturan baku mutu air limbah industri yang berkaitan dengan kualitas air limbah, debit air limbah dan beban maksimum air limbah yang diperbolehkan untuk di alirkan ke badan air.
Baku Mutu Limbah Cair Perda DIY No.7 Tahun 2016
Baku Mutu Limbah Cair Pergub DIY No.7 Tahun 2010
Bagan Instalasi Pengelolaan Limbah Cair
Prosedur kinerja di Instalasi Pengelolaan Limbah Cair :
1. Membuka tutup serta mengecek pH dan suhu pada air limbah di bak equalisasi setelah kita mendapatkan hasilnya kita catat.
2. Mengaduk air gamping aktif atau gamping prongkol di bak kapur sampai merata tingkat kekeruhannya.
3. Mengalirkan air gamping aktif ke bak equalisasi, sampai air di bak equalisasi menjadi netral, tidak asam ataupun basa. Untuk pengambilan lumpur pada equalisasi bisa di seminggu sekali, dan dimasukan kedalam bak pengering lumpur.
4. Menutup bak equalisasi kita pompa air limbah di bak equalisasi yang sudah netral ke bak inlet sampai penuh. Untuk pengurasan dan pengambilan lumpur pada bak inlet bisa diambil 1-2 minggu sekali, dan dimasukan ke dalam bak pengering lumpur.
5. Mengalirkan air limbah di bak inlet menuju bak anaerob dengan cara mengatur flow meter atau alat pengukur debit sesuai standar volume bak.
6. Setelah air limbah masuk di bak anaerob kita pantau jadwal pemberi bakteri pengurai jangan sampai lupa. Pemberian bakteri pengurai sesuai volume bak anaerob.
7. Setelah dari bak anaerob air limbah mengalir menuju bak aerob, di bak aerob pemberian oksigen dengan menggunakan mesin blower nonstop.
8. Setelah mengalir menuju bak pengendapan kemudian air di pompa menuju bak filtrasi nonstop. Air yang keluar lewat bak penyaring sebagian dialirkan menuju bak penampung outlet dan sebagiannya lagi kembali ke bak pengendapan. Dimana di bak pengendapan ini air limbah diberi ikan sebagai indicator.
9. Air yang mengalir menuju bak outlet, kita cek pH dan suhunya untuk mengetahui hasilnya apakah sudah memenuhi standar baku mutu air limbah belum. Kalau hasilnya sudah berstandar baku mutu air limbah siap dipompa dialirkan ke bak pengukuran debit.
10. Kemudian setelah sampai di bak pengukur debit, kita tinggal mengatur stop kran pada saluran menuju ke flow meter, dan berapa m3 air limbah yang akan di alirkan ke badan air.
Secara garis besarnya pembacaan bagan pengelolaan air limbah diatas seperti itu.
Air Limbah adalah sisa dari suatu usaha atau kegiatan yang berwujud cair yang dibuang dan umumnya mengandung zat atau bahan yang dapat membahayakan bagi kesehatan manusia dan mengganggu kelestarian lingkungan hidup. Air Limbah dapat berasal dari rumah tangga (domestik), industri (industry) dan tempat-tempat umum lainnya.
Sesuai peraturan pemerintah No.82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air, maka diperlukan berbagai usaha untuk melakukan pengamanan limbah cair. Karena apabila limbah cair tidak dikelola dengan baik, bisa menimbulkan gangguan lingkungan dan kesehatan.
Maksud dan Tujuan Pengelolaan Air Limbah :
1. Melindungi kesehatan warga masyarakat dari ancaman berbagai penyakit.
2. Hasil dari pengelolaan air limbah yang akan dialirkan ke badan air, sudah berstandar baku mutu sehingga bisa meminimalisir pencemaran sumber air.
3. Melindungi timbulnya kerusakan tanaman, apabila air limbah tersebut mengandung zat-zat organik yang membahayakan kelangsungan hidup.
Baku Mutu Air Limbah
Dalam rangka mengendalikan pencemaran air limbah, Pemerintah telah menetapkan peraturan baku mutu air limbah industri yang berkaitan dengan kualitas air limbah, debit air limbah dan beban maksimum air limbah yang diperbolehkan untuk di alirkan ke badan air.
Baku Mutu Limbah Cair Perda DIY No.7 Tahun 2016
No | Parameter | Kadar Maksimum (mg/l) | Beban Penc. Maksimal (Kg/ton) |
1 | BOD | 30 | 0.075 |
2 | COD | 75 | 0.1875 |
3 | TDS | 2000 | 5 |
4 | TSS | 30 | 0.075 |
5 | NH3-N | 10 | 0.026 |
6 | Minyak dan Lemak Total | 5 | 0.0125 |
7 | Suhu | ± 3 °C terhadap suhu udara | - |
8 | pH | 6 - 9 | - |
Baku Mutu Limbah Cair Pergub DIY No.7 Tahun 2010
No | Parameter | Kadar Maksimum (mg/l) | Beban Penc. Maksimal (Kg/ton) |
1 | BOD | 30 | 0.105 |
2 | COD | 75 | 0.2625 |
3 | TDS | 1000 | 3.5 |
4 | TSS | 30 | 0.105 |
5 | Deterjen | 5 | 0.0175 |
6 | Minyak dan Lemak Nabati | 5 | - |
7 | Konduktivitas | 156.5 | - |
8 | PH | 6 - 9 | - |
Bagan Instalasi Pengelolaan Limbah Cair
No | Nama Bak | Keterangan |
1 | Equalisasi | Bak penampung air limbah sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut yang memiliki fungsi sebagai penyaring lemak atau benda lain yang mudah mengendap yang terkandung dalam air limbah |
2 | Kapur | Bak penampung air gamping aktif atau gamping prongkol yang memiliki fungsi menetralkan sifat asam air limbah di bak equalisasi |
3 | Inlet | Bak penampung air limbah dari bak equalisasi yang sudah dinetralkan sifat keasamannya |
4 | Anaerob | Bak untuk proses penguraian oleh bakteri anaerob yang menghasilkan unsur-unsur yang lebih sederhana dan menghasilkan gas metan |
5 | Aerob | Bak untuk proses penguraian sisa yang belum terurai di bak anaerob oleh bakteri aerobik dengan pemberian oksigen |
6 | Pengendapan | Bak untuk pengendapan sisa hasil dari bak aerob |
7 | Filtrasi | Bak penyaring air untuk memisahkan zat padat dan partikel flok yang tidak dapat mengendap |
8 | Outlet | Bak penampung air limbah hasil dari bak filtrasi yang sudah berstandar baku mutu |
9 | Pengukur Debit | Bak untuk mengukur aliran air limbah yang di alirkan ke badan air |
10 | Pengering Lumpur | Bak untuk mengeringkan lumpur dari bak equalisasi dan bak inlet |
11 | Badan Air | Bukan bak tapi tempat pembuangan air limbah dari bak outlet, bisa selokan atau sungai |
Prosedur kinerja di Instalasi Pengelolaan Limbah Cair :
1. Membuka tutup serta mengecek pH dan suhu pada air limbah di bak equalisasi setelah kita mendapatkan hasilnya kita catat.
2. Mengaduk air gamping aktif atau gamping prongkol di bak kapur sampai merata tingkat kekeruhannya.
3. Mengalirkan air gamping aktif ke bak equalisasi, sampai air di bak equalisasi menjadi netral, tidak asam ataupun basa. Untuk pengambilan lumpur pada equalisasi bisa di seminggu sekali, dan dimasukan kedalam bak pengering lumpur.
4. Menutup bak equalisasi kita pompa air limbah di bak equalisasi yang sudah netral ke bak inlet sampai penuh. Untuk pengurasan dan pengambilan lumpur pada bak inlet bisa diambil 1-2 minggu sekali, dan dimasukan ke dalam bak pengering lumpur.
5. Mengalirkan air limbah di bak inlet menuju bak anaerob dengan cara mengatur flow meter atau alat pengukur debit sesuai standar volume bak.
6. Setelah air limbah masuk di bak anaerob kita pantau jadwal pemberi bakteri pengurai jangan sampai lupa. Pemberian bakteri pengurai sesuai volume bak anaerob.
7. Setelah dari bak anaerob air limbah mengalir menuju bak aerob, di bak aerob pemberian oksigen dengan menggunakan mesin blower nonstop.
8. Setelah mengalir menuju bak pengendapan kemudian air di pompa menuju bak filtrasi nonstop. Air yang keluar lewat bak penyaring sebagian dialirkan menuju bak penampung outlet dan sebagiannya lagi kembali ke bak pengendapan. Dimana di bak pengendapan ini air limbah diberi ikan sebagai indicator.
9. Air yang mengalir menuju bak outlet, kita cek pH dan suhunya untuk mengetahui hasilnya apakah sudah memenuhi standar baku mutu air limbah belum. Kalau hasilnya sudah berstandar baku mutu air limbah siap dipompa dialirkan ke bak pengukuran debit.
10. Kemudian setelah sampai di bak pengukur debit, kita tinggal mengatur stop kran pada saluran menuju ke flow meter, dan berapa m3 air limbah yang akan di alirkan ke badan air.
Secara garis besarnya pembacaan bagan pengelolaan air limbah diatas seperti itu.
Post a Comment for "Pengelolaan Limbah Cair dengan Cara Sederhana"